WASHINGTON (Jurnalislam.com) – Amerika Serikat menandatangani kontrak yang mencatat rekor kesepakatan sebesar $ 38 miliar untuk memberikan bantuan militer kepada pemerintah zionis selama periode 10-tahun – perjanjian tersebut merupakan jumlah terbesar yang pernah disepakati AS dengan negara manapun.
Setelah perundingan 10 bulan yang sering tegang, dua sekutu itu menyelesaikan nota kesepahaman (memorandum of understanding-MOU) dengan upacara penandatanganan pada hari Rabu (14/09/2016) di Washington DC, lansir Aljazeera.
“Perdana Menteri (Benjamin) Netanyahu dan saya yakin bahwa MOU baru ini akan memberikan kontribusi yang signifikan bagi keamanan Israel dalam lingkungan yang masih berbahaya,” kata Presiden AS Barack Obama dalam sebuah pernyataan, menurut kantor berita Reuters.
Menurut ketentuan, Israel akan menerima $ 3,8 miliar per tahun dari AS – naik dari $ 3,1 miliar yang diberikan Washington kepada Israel setiap tahun berdasarkan kesepakatan 10-tahun kemarin yang berakhir pada tahun 2018.
Kesepakatan itu digambarkan sebagai “janji tunggal terbesar dalam hal bantuan militer bilateral dalam sejarah AS,” tetapi juga melibatkan konsesi besar oleh pemerintah Israel, yang tidak akan lagi dapat mencari dana tahunan tambahan dari Kongres AS.
Reporter Al Jazeera Patty Culhane, melaporkan dari Washington DC, mengatakan angka tahunan $ 3,8 miliar tidak menandai perubahan besar “dibandingkan dengan apa yang Israel terima tahun 2015 atau 2016.”
“Kedengarannya seperti sedikit perbedaan, tapi kemudian jika Anda melihat uang yang diberikan Kongres AS secara rutin kepada Israel adalah di atas $ 3,1 miliar, jumlah itu benar-benar tidak terlihat banyak lagi,” kata Culhane.
“Pada 2015, Kongres AS memberi Israel $ 620 juta untuk pertahanan rudal, jadi pada dasarnya Israel akan mendapatkan jumlah yang sama seperti yang telah biasa mereka dapatkan.”
Angka ini juga secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan jumlah $ 4,5 miliar hingga $ 5 miliar yang Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu katakan ia cari ketika ia pertama kali memasuki perundingan, menurut Culhane.
Marwan Bishara, analis politik senior Al Jazeera, mengatakan Obama harus menjawab mengapa AS sekarang menandatangani bantuan militer yang mencatat rekor dengan Israel.
“Mengapa bantuan militer Amerika meningkat, dan tidak berkurang?” Bishara mengatakan, mengutip perjanjian damai Israel dengan Negara tetangga seperti Mesir dan Yordania, serta kesepakatan nuklir Iran baru-baru ini.
“Setiap kali situasi membaik untuk Israel, bantuan Amerika meningkat. Dan apa yang terjadi? Kebijakan Israel menjadi lebih dan lebih radikal. Hari ini, dan selama 40 tahun terakhir, Israel menjadi semakin radikal. Semakin banyak bantuan yang didapat, Israel menjadi semakin lebih radikal.
“Itu pertanyaan yang harus dijawab Presiden Obama.”
Efraim Inbar, seorang profesor di universitas Bar-Ilan Israel, mengatakan kepada Al Jazeera dari Yerusalem bahwa Israel membutuhkan kesepakatan untuk meng-upgrade sistem senjata yang menua, termasuk baterai pesawat dan rudal.
Berdasarkan kesepakatan itu, kemampuan Israel untuk menghabiskan sebagian dari dana AS untuk produk militer Israel secara bertahap akhirnya mengharuskan semua dana dihabiskan untuk industri militer Amerika, menurut kantor berita Associated Press.
Preferensi Israel untuk menghabiskan dana AS di dalam negeri telah menjadi titik utama yang mencuat dalam kesepakatan.
Perjanjian AS-Israel baru juga termasuk, untuk pertama kalinya, $ 5 milyar dana untuk program pertahanan rudal. Berdasarkan pengaturan sebelumnya, Kongres menyetujui dana untuk pertahanan rudal secara terpisah dan secara tahunan.
Kesepakatan itu dicapai meskipun rasa frustrasi meningkat dalam pemerintahan Obama mengenai kebijakan Israel membangun rumah pemukim di wilayah Palestina yang diduduki.
Washington telah memperingatkan bahwa kebijakan Netanyahu tersebut akhirnya akan beresiko terhadap harapan kesepakatan damai.