8 Pemuda Muslim Kashmir Dibunuh Pasukan India Setelah Protes Pemilu

8 Pemuda Muslim Kashmir Dibunuh Pasukan India Setelah Protes Pemilu

KARACHI (Jurnalislam.com) – Pakistan pada hari Ahad (9/4/2017) mengutuk pembunuhan delapan pemuda Muslim yang memprotes pemilihan umum tambahan di Jammu dan Kashmir, mendesak masyarakat internasional untuk bertindak menghentikan kejahatan terhadap kemanusiaan oleh pasukan India di lembah yang disengketakan.

“Kami menyerukan kepada masyarakat internasional agar mendesak India untuk segera mengakhiri pembantaian terus menerus kepada rakyat Muslim Kashmir yang tidak bersalah dan berperilaku sebagai anggota masyarakat internasional yang bertanggung jawab dengan menghormati komitmennya untuk mengadakan pemilhan umum yang transparan, bebas dan adil di bawah naungan PBB sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan PBB untuk memastikan keinginan rakyat Kashmir,” penasihat Luar Negeri Pakistan, Sartaj Aziz, yang secara efektif berfungsi sebagai menteri luar negeri, mengatakan dalam sebuah pernyataan, lansir Anadolu Agency, Ahad (9/4/2017).

Jumlah pemilih yang teramat sangat rendah yaitu di bawah 6%, terendah dalam 30 tahun, merupakan indikasi nyata bahwa rakyat Jammu dan Kashmir secara kategoris sangat menolak “pemilu palsu”, yang tidak dapat menjadi alternatif untuk hak menentukan nasib sendiri yang dijanjikan kepada mereka di bawah berbagai resolusi DK PBB, Aziz menyatakan.

“India terus menyangkal adanya hak asasi manusia kepada orang-orang Muslim Kashmir yang dikuasai India (IoK/Indian– occupied Kashmir), dengan penghargaan yang sangat sedikit bagi hidup atau orang. Berlanjutnya kebrutalan dan kekerasan India yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh pasukan penjajah India di IoK sejak Juli 2016 adalah kejahatan terhadap kemanusiaan. Kebiadaban India adalah penyebab penderitaan dan rasa sakit yang mendalam bagi Muslim Kashmir dan penghinaan terhadap penghormatan hak asasi manusia secara global,” tegasnya.

Kecaman tersebut muncul setelah kematian delapan pemuda Kashmir, termasuk seorang siswa kelas 12, dan melukai lebih dari selusin orang lain hari Ahad setelah polisi menembaki demonstran anti-pemilu selama pemilu tambahan di Srinagar, ibukota wilayah sengketa lembah Himalaya yang dikuasai India.

Konferensi Seluruh Partai Hurriyat (the All Parties Hurriyat Conference-APHC), sebuah konglomerat kelompok-kelompok politik pro-kemerdekaan, telah mengumumkan pemboikotan suara.

Kashmir, wilayah Himalaya yang mayoritas Muslim, dikuasai oleh India dan Pakistan di beberapa bagian namun diklaim oleh kedua negara secara penuh.

Kedua negara terlibat tiga kali perang – pada tahun 1948, 1965 dan 1971 – sejak mereka dipisahkan pada tahun 1947, dua diantaranya memperebutkan Kashmir.

Sejak tahun 1989, kelompok-kelompok perlawanan Muslim Kashmir di Kashmir yang dikuasai India telah berjuang melawan penjajahan India untuk kemerdekaan atau penyatuan dengan negara tetangga Pakistan.

Lebih dari 70.000 warga Kashmir telah tewas sejauh ini dalam kekerasan, sebagian besar dari mereka oleh kebrutalan pasukan India. India mempertahankan lebih dari setengah juta tentaranya di wilayah tersebut.

Bagikan