PALESTINA (Jurnalislam.com) – Mahasiswa Universitas Birzeit di Tepi Barat mengadakan Aksi Protes dalam solidaritas terhadap sesama mahasiswa dan dosen yang ditahan oleh Zionis, World Bulletin melaporkan Selasa (12/01/2016).
"Kami berdiri di hadapan Anda hari ini, bersatu dalam nama Palestina, menentang strategi Israel menangkap kita, yang memaksakan kehendak, terlepas dari afiliasi politik," salah satu demonstran mengatakan kepada orang banyak.
Sekitar 90 mahasiswa dan dua dosen di Universitas itu telah ditangkap dalam beberapa bulan terakhir di tengah tindakan keras Israel.
Pada hari Senin (11/01/2016), pasukan zionis menyerbu sebuah universitas terkenal Palestina di Tepi Barat, menyita peralatan komputer dan menyebabkan kerusakan.
"Pasukan Israel secara khusus menargetkan siswa karena kita adalah orang-orang yang mampu mencapai bagian yang berbeda dari masyarakat Palestina," kata seorang mahasiswa Universitas Birzeit.
"Tujuan utama taktik ini adalah untuk menghancurkan kita, mematahkan perjuangan kita, dan memperkuat internalisasi bahwa tidak peduli apa yang kita lakukan, mereka akan mengikuti dan mengunci kita, karena mereka memiliki kekuatan untuk melakukannya," tambahnya .
Birzeit University telah lama menjadi sarang aktivitas politik. Dua dari alumni mereka yang terkenal adalah pemimpin politik Palestina Marwan Barghouti, yang menjalani tahanan hukuman seumur hidup di penjara zionis, dan pelaku demo Khader Adnan.
Mahasiswa mengorganisir aksi dan seminar, menentang agresi Israel, pejajahan dan kolonialisme pemukim, transportasi terkoordinasi yang menjadi titik benturan antara rakyat Palestina dan pasukan Israel, dan mendistribusikan brosur tentang bagaimana menghadapi taktik penyebaran Israel.
Aktivis di Birzeit percaya bahwa gelombang penangkapan merupakan bagian dari strategi Israel untuk menekan mobilisasi ini. "Semua yang terjadi dilakukan oleh pemuda, dan tidak dikendalikan oleh faksi. Sebaliknya, itu adalah usaha kolektif," kata Sondos Hamad, koordinator Hak Kampanye Pendidikan (Right to Education Campaign), yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan hambatan yang dihadapi mahasiswa Palestina, di universitas Birzeit.
"Israel menangkap siswa yang aktif dalam politik sebagai upaya memotong pemikiran revolusioner dan mengancam bahwa aktivitas apapun akan mendapatkan bentuk penindasan seperti penangkapan."
Pada awal Oktober Abdul Latif abu-Hijleh, presiden Universitas Birzeit, menyerukan pembebasan para siswa. "Israel bertanggung jawab atas kesejahteraan mahasiswa yang berdemonstrasi damai melawan pendudukan," kata Abu Hijleh, menambahkan bahwa organisasi HAM serta masyarakat internasional harus mengambil tindakan terhadap strategi Israel yang menghambat hak atas pendidikan bagi siswa Palestina .
Beberapa siswa Birzeit telah ditangkap akibat posting mereka di Facebook atau pesan pribadi mereka bersama dengan teman-teman dimana mereka membicarakan dukungan mereka terhadap eskalasi berkelanjutan.
Penangkapan Israel ini telah terjadi di tengah eskalasi perlawanan rakyat palestina “Intifadhah” di Tepi Barat dan Jerusalem sejak Oktober lalu, wilayah Palestina yang terjajah zionis, memprotes serangan Israel ke kompleks Masjid Al-Aqsha dan berlanjutnya perluasan pemukiman Yahudi.
Pada 2015, tentara penjajah Israel dan pemukim zionis Yahudi menembak dan membunuh 179 warga Palestina.
Deddy | World Bulletin | Jurnalislam