Peran Strategis Ulama di Nusantara

Peran Strategis Ulama di Nusantara

Oleh : Budi Eko Prasetiya, SS

Peran ulama di Indonesia hampir tidak dapat dipisahkan dari perkembangan bangsa Indonesia. Sejarah membuktikan bahwa pengaruh ulama sangat besar terhadap perkembangan sosial-politik, budaya hingga pertahanan dan keamanan di Indonesia.

 

Hal ini bisa kita cermati dari masa eksisnya kerajaan Islam, Pergerakan Nasional dan pasca proklamasi kemerdekaan, bahkan hingga saat ini. Ulama lah sandaran tangguh umat dan bahkan bangsa dalam menghadapi krisis multi dimensi yang memporak-porandakan tatanan kehidupan di keluarga, masyarakat dan negara.

 

Peran di bidang Sosial-Politik

 

Pada masa kerajaan-kerajaan Islam, peran ulama juga memperkokoh kedudukan pemimpin di suatu wilayah.

Di Nusantara, hubungan erat penguasa (Sultan/ Raja) dan ulama adalah suatu keniscayaan.

 

Contohnya di Kerajaan Samudera Pasai, menunjuk ulama yang berkompeten dan berintegritas sebagai mufti resmi. Berdasarkan keterangan Ibnu Batutah yang pernah tinggal selama 15 hari di Samudera Pasai pada 1345. Dalam catatannya, al-Rihlat, Batutah menyebut fungsi Mufti sangat penting dalam kesultanan. Sang mufti biasanya duduk dalam ruang pertemuan bersama dengan sekretaris, para pemimpin tentara, komandan, dan pembesar kerajaan. Para ulama senantiasa di samping raja untuk memberi nasihat spiritual sekaligus memberi legitimasi politik di tengah wilayah muslim tersebut.

 

Peran di Bidang Hukum

 

Ulama memegang peran vital dalam membuat kebijakan dan menentukan kehidupan keagamaan umat Islam. Mereka sebagai Qadhi (Kadi, sebutan di Melayu) atau penghulu di Jawa. Tak hanya memberi legitimasi hukum dan nasihat kepada raja seperti di Kerajaan Malaka, para Kadi juga menjalankan hukum Islam di kerajaan. Kadi di Aceh mulai berdiri pada masa Sultan Iskandar Muda (1607-1636).

 

Aceh merupakan satu-satunya kerajaan di Nusantara yang memiliki lembaga resmi ulama. Para Rajanya memberi ulama kesempatan untuk terlibat dalam wilayah yang melampaui urusan keagamaan.

 

Di Jawa, lembaga tersebut bisa ditemui di Kerajaan Demak. Dalam menjalankan pemerintahannya, para sultan Demak dibantu para ulama yang tergabung dalam Wali Songo. Mereka bertindak sebagai Ahlul Halli Wal aqdi. Lembaga itu menjadi wadah permusyawaratan kerajaan yang punya hak ikut memutuskan masalah agama, kenegaraan, dan segala urusan kaum muslimin.

 

Sunan Giri pernah menduduki Ahlul Halli Wal Aqdi, yang berwenang mengesahkan dan memberi gelar sultan pada penguasa kerajaan Islam di Jawa. Dia juga menentukan garis besar politik pemerintahan dan bertanggung jawab di bidang keamanan muslim dan kerajaan Islam. Dia juga berhak mencabut kedudukan sultan bila menyimpang dari kebijakan para wali.

 

Peran di Bidang Pertahanan dan Keamanan

 

Ulama berperan penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia, terlebih lagi setelah keluarnya Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945 dimotori oleh KH Hasyim Asy’ari yang merupakan pendiri Ormas terbesar di Indonesia Nahdlatul Ulama (NU).

 

Melalui pesantren yang didirikannya dan juga jamiyah NU, KH Hasyim Asyari menanamkan dakwah dan jihad yang kelak mengobarkan api perlawanan rakyat terhadap kolonialisme yang telah mengakar berabad-abad lamanya. Melalui pengajaran dan fatwa-fatwanya, KH Hasyim Asyari menyemai kesadaran untuk bangkit dan melawan, membebaskan diri dari penjajahan, dan pada akhirnya berhasil menggelorakan revolusi fisik merebut dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.

Kembali kepada Ulama

 

Demikian pentingnya kedudukan ulama dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang majemuk dan peran mereka memiliki maslahat besar agar bangsa ini tetap dalam lindungan Allah dan dijauhkan dari mara bahaya.

 

Para ulama sepakat bahwa seorang pemimpin wajib mengatur seluruh aspek kehidupan manusia berdasarkan syariat Allah, baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, maupun militer. Semuanya harus sesuai dengan petunjuk Al-Qur’an dan As-Sunnah. Karena seluruh aturan manusia telah Allah tetapkan di dalamnya.

 

Syariat Islam merupakan hukum yang berlaku setiap kondisi dan tidak pernah lekang dengan bergantinya zaman. Sebagai solusi terbaik atas permasalahan bangsa Indonesia, sudah saatnya menempatkan ulama dalam peran terbaiknya dan mengedukasi ummat untuk kembali taat dalam komando dan kepemimpinan Ulama menuju negeri yang diberkahi Allah. Wallahu alam bish shawwab.

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.