Kata PBNU Soal Munculnya Kerajaan-kerajaan Fiktif

Kata PBNU Soal Munculnya Kerajaan-kerajaan Fiktif

JAKARTA (Jurnalislam.com) – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Marsudi Syuhud menyatakan sistem kerajaan itu sudah berubah menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melalui proses panjang.

NKRI juga merupakan hasil kesepakatan bersama, sehingga tidak kembali ke kerajaan.

Hal ini disampaikan Marsudi menyusul adanya kerajaan-kerajaan fiktif di beberapa daerah seperti di Purworejo Jawa tengah, dan juga di Jawa Barat. “Karena sudah sepakat ya kita harus yakin di situ,” tutur dia, Ahad (19/1/2020).

Jika dijanjikan kekayaan dengan menjadi pengikut kerajaan oleh orang yang mengklaim dirinya raja, lanjut Marsudi, maka harus diyakini bahwa orang yang menyebut dirinya raja itu tidak sedang memiliki kekayaan berlimpah.

Sebab, apa yang dikatakan hanyalah cerita-cerita dari buku zaman dulu.

“Yang mungkin dia juga tidak memahami bahwa itu ada structuring atau sistem keuangan zaman raja-raja dulu. Yang kemudian tulisan-tulisan yang menceritakan soal berjuta-juta dolar itu sesungguhnya sebuah structuring, bukan sebuah tinggalan nyata yang ada,” ungkap dia.

Marsudi juga mengatakan, mayoritas sistem di belahan dunia pada awalnya memang kerajaan. Sehingga ketika kerajaan itu sudah tidak ada, maka ada banyak peninggalannya. Misalnya catatan-catatan tentang kekayaannya (kerajaan tersebut).

Nah, ketika orang zaman sekarang mengetahui dan membaca potongan-potongan sejarah itu, mereka mencampur-adukkannya sendiri dan membuat pemahaman sendiri,” tutur dia.

Hal itu kemudian menggugah sebagian orang untuk kembali pada masa kejayaan kerajaan.

“Ada yang dirangsang pikirannya dari Majapahit, yang menguasai sampai luar Indonesia. Ada juga yang terangsang oleh tulisan tinggalan yang katanya harta-harta (kerajaan) itu dibuat sebagai kolateral yang ada di Bank Swiss, dan percaya masih ada beribu-ribu triliun sampai sekarang,” jelasnya.

Sumber: republika.co.id

 

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.